ku sendiri diantara keramaian
ku berucap dengan hati dan tidak menyia-nyiakan mulut
ku istimewa diantara hujan cerca
Dan tetap memijarkan hati dengan senyum
Walaupun gelap aura mereka mematikanku perlahan
Salahkah jika aku diam
mendoakan mereka di relung terdalam
Dan menggubah tangisku dengan senyum
Dan keterhinaan ini dengan helaan nafas panjang
Mengubah ketidak-wajaran menjadi wajar
dan kenyataan menjadi sandiwara lewati saat
Jiwaku terperangkap jasad
Pikiranku tertutup tempurung
hingga ku tak bisa terbang bebas
dan aku jadi aku dan bukan jadi kau bukan mereka
Aku dengan aku yang saling pahami
Salahkan aku jika ku pendiam
tapi kutetap warna kan tapakku
dan bukakan jendela mataku
karena kutercipta untuk memaikan peran
da kan kujalani peran ini hingga lampu dimatikan
ku berucap dengan hati dan tidak menyia-nyiakan mulut
ku istimewa diantara hujan cerca
Dan tetap memijarkan hati dengan senyum
Walaupun gelap aura mereka mematikanku perlahan
Salahkah jika aku diam
mendoakan mereka di relung terdalam
Dan menggubah tangisku dengan senyum
Dan keterhinaan ini dengan helaan nafas panjang
Mengubah ketidak-wajaran menjadi wajar
dan kenyataan menjadi sandiwara lewati saat
Jiwaku terperangkap jasad
Pikiranku tertutup tempurung
hingga ku tak bisa terbang bebas
dan aku jadi aku dan bukan jadi kau bukan mereka
Aku dengan aku yang saling pahami
Salahkan aku jika ku pendiam
tapi kutetap warna kan tapakku
dan bukakan jendela mataku
karena kutercipta untuk memaikan peran
da kan kujalani peran ini hingga lampu dimatikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar